news  

GMKI, GMNI dan PMII Komitmen Kawal Hak Politik Perempuan di Mimika

MIMIKA, | Gelar Seminar Keperempuanan, GMKI, GMNI, dan PMII Komitmen Kawal Hak Politik Perempuan di Mimika. Seminar yang menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi, Politisi, dan Praktisi penyelenggara pemilu tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 01/07/2023 di Mel’s Cafe, Mimika, Papua Tengah.

Kegiatan yang bertajuk Perempuan Dalam bingkai demokrasi ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membangun kesadaran politik perempuan sehingga bisa terlibat aktif dalam dunia politik, terlebih khususnya di kabupaten Mimika.

Pada kesempatan itu, Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Badan Pengurus Cabang Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (BPC GMKI) Mimika, Felisia Angreyani mengungkapkan bahwa melalui kegiatan seminar ini perempuan semakin mengerti bahwa posisi perempuan dalam suatu negara demokrasi tidak lagi berada pada posisi kedua melainkan setara dengan laki-laki, dimana perempuan juga diberi ruang untuk berpolitik meski hanya memiliki kuota minimal 30% keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

Tidak hanya dalam kepengurusan partai tetapi upaya affirmative Action ini juga diterapkan dalam pendaftaran bakal calon legislatif, dimana pencalonan bakal caleg dari partai harus menyertakan 30 % keterwakilan perempuan.

“Kita perempuan jangan mau hanya dijadikan sebagai objek politik namun kita harus bertindak sebagai subjek politik yang harus terlibat dalam perumusan kebijakan” tuturnya.

perempuan tidak seharusnya merasa minder terhadap laki-laki, namun sebaliknya harus percaya diri bahwa perempuan juga bisa dan mempunyai Kapasitas untuk bersaing dalam bidang politik di Indonesia dan bukan hanya sekadar melengkapi suatu persyaratan untuk pendaftaran partai politik ketika akan mengikuti pemilu.

Upaya konkret GMKI dalam membangun kesadaran politik perempuan adalah dengan membuka ruang diskusi-diskusi sehingga dengan begitu perempuan juga bisa belajar dan memahami akan pentingnya bidang politik bagi perempuan ketika dapat terlibat langsung ke dalamnya dan membuat kebijakan-kebijakan dari keresahan-keresahan yang selama ini dialami kaum perempuan.

Kabid PP dengan sapaan akrab Felisia itu mengungkapkan pihaknya tetap berkomitmen untuk sebisa mungkin selalu terlibat dalam setiap kegiatan keperempuanan yang dilakukan oleh organisasi/lembaga sebagai bentuk dukungan bahwa kami peduli terhadap sesama perempuan.

Kegiatan seperti ini tidak hanya berhenti sampai di sini, namun harus berkelanjutan sehingga memberikan dampak terhadap Representasi perempuan dalam bidang politik sehingga mampu memberikan dampak bagi setiap kebijakan yang akan berdampak pada kesejahteraan perempuan.

Senada dengan ketua Bidang PP GMKI Mimika, melalui Wakil Ketua Bidang Pergerakan Sarinah Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Mimika, Laurentia Angelin mengungkapkan melalui kegiatan ini kaum perempuan bisa memahami bahwa Demokrasi adalah sebuah sistem yang memberikan ruang dan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan untuk berpartisipasi dalam sistem pemerintahan, baik dalam lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Dengan berpartisipasi dalam sistem pemerintahan, perempuan dengan kapasitasnya bisa terlibat aktif dalam perumusan kebijakan yang nantinya akan berdampak dan bermuara pada kesejahteraan Perempuan.

Dengan demikian, perempuan juga bisa ikut berpartisipasi dalam membangun bangsa dan negara sehingga mencapai kondisi yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia atau yang sering disebut dengan Sosialisme Indonesia.

Kader GMNI yang akrab disapa Angel itu menegaskan bahwa perempuan itu bukan hanya objek politik, namun juga sebagai subjek politik yang harus mengambil peran dalam setiap proses politik.

Menurutnya Partisipasi perempuan dan laki-laki dalam demokrasi ini ibarat sebuah burung merpati yang terbang dengan menggunakan dua sayapnya, jika salah satu cacat maka tentu tidak mencapai tujuannya.

“Demokrasi yang meninggalkan perempuan adalah demokrasi yang cacat” tutupnya.

Sementara itu, Sekretaris Korps PMII Putri Cabang Mimika, Ulviona I.L Rumadan mengatakan kegiatan ini dapat membangun dan membangkitkan kesadaran perempuan akan pentingnya politik bagi kesejahteraan perempuan sehingga lebih banyak lagi perempuan yang dapat terlibat aktif dalam dunia politik.

Ruang-ruang dialektika selalu di bangun dalam setiap diskusi yang sebagai upaya agar memberikan pendidikan politik bagi perempuan.

Ruang-ruang dialektika itu harus tetap hidup sehingga bisa melahirkan pikiran-pikiran besar yang kemudian akan diimplementasikan demi kepentingan perempuan.

Sebagai lembaga badan seni otonom yang ada di PMII, maka konsitensi kopri dalam mengawal isu-isu gender di kabupaten Mimika akan terus dilakukan. Selain itu, Sebagai kader pergerakan maka persoalan perempuan ini juga menjadi tugas pokok kader untuk mampu mengawal dan menjadi tiang peradaban perempuan.

“Kita sebagai Kader kopri harus menjadi pelopor dalam setiap momentum kegiatan maupun isu-isu yang sedang di hadapi di kalangan perempuan”. Tuturnya.

Ia berharap agar kegiatan ini kiranya berlanjut terus sehingga mampu melahirkan wacana dalam buah pikir dan gagasan untuk melahirkan sekolah edukasi terhadap perempuan di kabupaten Mimika.

You cannot copy content of this page