Pengusaha Peternakan Lokal, Khawatir dengan Harga Pakan Ayam Saat ini.

Biaya pakan yang naik akibat impor jadi tantangan berat bagi pelaku usah di Indonesia. Hingga ke Mimika, Papua Contonya, pengusaha peternakan ayam petelur di kabupaten mimika. sehingga di perlukan berbagai usaha dan upaya agar dapat mempertahankan peternakan ayam petelur mereka tetap berjalan dengan aman.

Salah satu pengusaha ayam petelur di kabupaten mimika juga merasakan dampak global yang terjadi sampai di Indonesia, yang membuat mereka tetap bekerja keras demi mempertahankan usahanya sebagai pangusaha lokal mandiri di kabupaten Mimika,Papua.

Tak mematahkan semangat mereka sebagai seorang pengusaha ayam petelur yang bekerja keras untuk usaha nya, dan membantu  pemenuhan bahan pakan telur bagi kebutuhan masyarakat di kabupaten Mimika dan sekitarnya.

‘’Salah seorang pengusaha mandiri, yakni Agung G Palumean seorang pengusaha peternakan ayam petelur. pada tahun 2018 menggeluti usahanya sebagai pengusaha mandiri ayam petelur, dan bergabung dengan himpunan pengusaha unggas kabupaten mimika ( HIPUKAMI ).

‘’Hingga saat ini agung mempunya unggas ayam petelur sendiri sebanyak 4000an ekor di dua kandang nya, yang setiap harinya harus menghabiskan pakan 1 karung 50kg sebanyak 5 sampai 8 karung per harinya untuk makanan ayam petelur.

Menurut agung beberpa tahun lalu harga pakan sendiri masih di ratarata 315.000 per karung tapi di tahun 2021/2022 harga sudah naik mencapai 415.000 per 50kg bahkan bisa lebih.

Lanjut Agung ia ‘’Merasakan begitu melambungnya harga pakan ayam nasional mengikuti biaya import dan kedelai, belum di tambahnya biaya jasa sewa pengiriman containers dari pulau jawa ke papua, masih di rasakan peternak mandiri sangat relatif tinggi hingga tahun 2022.

‘’Harapan agung sebagai peternak mandiri di mimika, berharap agar program pemerintah pusat yaitu ”TOL LAUT” agar dapat di fungsikan untuk menekan harga transportasi laut karena kebutuhan pakan ayam sangatlah tinggi belum di tambahnya biaya transportasi laut.

Menanggapi hal itu, sekretaris himpunan pengusaha unggas kabupaten mimika (HIPUKAMI) ‘’OKI,melalui sambungan telpon kepada media tambelo papua menjelaskan.

‘’Walaupun harga pakan nasioanal terus naik pihaknya’’ komunitas ini tak menaikan harga jual telur di pasaran sama sekali, dan masih di harga normal.

‘’Lanjut ia hal kenaikan ini juga bisa berdampak karena naik nya biaya trasnportasi GLOBAL dan juga indonesia seperti dari pulau jawa ke papua, Yang membuat pengusaha ayam petelur lokal di kabupaten mimika  merasakan tingginya biaya tersebut.

‘’Hingga saat ini di ketahui beberapa pengusaha mandiri  ayam petelur di mimika, memilih untuk beristirahat dan tak berternak dulu hingga kondisi stabil.

Red_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page