Dana Pendidikan Terhambat, Puluhan Anak-Anak Asli Amungme Terancam Putus Sekolah

Anak-anak Amungme di Asrama Joronep(Foto:Thobias/tambelopapua.com)

TIMIKA| Kuncuran dana pendidikan bagi Yayasan Generasi Amungme Bangkit (YGAB) terhambat diberikan oleh pihak  YPMAK,Puluhan anak anak suku Amungme terancam putus sekolah.

Diketahui terdapat 70an lebih anak-anak Suku Amungme, terancam putus sekolah karena lambatnya dukungan dana dari YPMAK selaku pengelola dana 1 persen dari PTFI.(3/5/2024)

Ketua Yayasan Generasi Amungme Bangkit (YGAB), Menuel John Magal, kepada media mengungkapkan pihaknya mencoba untuk bertahan guna membiayai anak-anak asli Mimika itu di Asrama Joronep yang dikelolanya, namun terkendala pembiayaan di tahun 2024 tidak kunjung dikucurkan.

Ungkap John Magal, telah terjadi pelanggaran kontrak, di mana seharusnya pembiayaan diberikan pada Januari dan kemudian pelaporan penggunaan anggaran dimasukkan YGAB di Bulan Juni.

Jhon juga menambahkan, seharusnya dana tahap akhir dicairkan Bulan Juli dan laporan pertanggung jawaban dibuat dan dimasukkan YGAB ke YPMAK di bulan Desember.

“Ini masalah pendidikan anak-anak Amungme yang terkena dampak langsung pertambangan Freeport. Pendidikan mereka terbengkalai, dana tidak diberikan sampai saat ini, padahal kita teken kontrak di Agustus 2022 kemarin untuk pembiayaan pendidikan anak-anak,” ujar Magal.

“Di asrama Joronep semua kebutuhan makan dan minum sampai keperluan pribadi kita tanggung. Kami coba bertahan biayai, tapi ini kami sudah tidak bisa lagi,” imbuhnya.

Diketahui masalah terlambatnya pendanaan ini sudah dirasakan YGAB sejak tahun 2023, di mana dana hanya dikucurkan 25 persen dari kesepakatan pembiayaan. Pembayaran itupun dilakukan di penghujung akhir tahun.

“Sesuai MoU, YGAB menangani pendidikan anak-anak Amungme ini dari tahun 2022 sampai 2026. Tahun 2023 kemarin dana hanya diberikan 25 persen dari jumlah kontrak dan itupun kami terima di akhir tahun. Tahun 2024 ini belum ada dana diberikan, sampai di bulan Mei ini,” ungkapnya.

John Magal juga mengatakan, dana 1 persen merupakan hak ulayat warga asli Mimika yaitu Suku Amungme dan Kamoro, yang tanahnya digunakan Freeport untuk menambang emas dan mineral lainnya. Sehingga kalau dana itu tidak diberikan untuk masyarakat asli maka telah terjadi pelanggaran besar.

Lanjut, pihaknya dalam waktu dekat ini akan mengambil tindakan hukum karena pendidikan anak-anak Amungme telah menjadi korban. Sangat disayangkan, padahal pendidikan merupakan landasan penting bagi masa depan generasi muda Amungme.

“Dalam masalah ini YGAB akan menempuh jalur hukum perdata. Kami juga akan kumpulkan para orang tua dalam waktu dekat, dan dengan berat hati kami akan kembalikan anak-anak kepada orang tuanya,” tandas Menuel John Magal Ketua YGAB. (Red)

You cannot copy content of this page