Melalui Lomba Cerita Rakyat, Siswa Bisa Ikut Lestarikan Budaya di Mimika.

Foto : Foto Bersama saat Pembukaan Kegiatan Lomba Cerita Rakyat Yang diselenggarakan Oleh Dinas Perpustakaan dan Aset Daerah kabupaten Mimika, Papua Tengah.

MIMIKA| Melalui lomba cerita rakyat yang diselenggarakan oleh Dinas perpustakaan dan Arsip Daerah, siswa bisa ikut melestarikan dan mempertahankan nilai-nilai Budaya di Mimika. Kegiatan lomba tersebut dilaksanakan pada Senin, 19/06/23 di Hotel Horison Ultima Timika, Papua Tengah.

Kegiatan yang mengangkat nilai-nilai kearifan lokal ini diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari jenjang Sekolah Dasar (SD) se-kabupaten Mimika.

Saat diwawancarai oleh awak media, Juri lomba cerita rakyat yang berlatar belakang Praktisi Seni dan Budaya, Dominggus Kapiyau mengungkapkan bahwa Ada banyak cerita rakyat yang berasal dari Mimika yang hingga saat ini belum dibukukan dan diperkenalkan.

Misalnya cerita rakyat Komodo yang berasal dari Suku Kamoro, cerita rakyat Keladi yang berasal dari Amungme, dan cerita rakyat mengenai terbentuknya Kokonao. Saat ini Ia telah menyusun kamus bahasa Suku Amungme dan Kamoro.

“Saya sudah siapkan cerita rakyat dari Mimika saat menjabat sebagai kepala bidang kebudayaan, hanya kurang ada dukungan dari pimpinan untuk cetak buku itu” tuturnya.

Berdasarkan pandangannya masyarakat Indonesia bagian Barat hingga saat ini masih tebal pikiran dan hatinya untuk melestarikan budaya, namun di wilayah Indonesia Timur ini hampir punah. Menurutnya mungkin hal ini dipengaruhi oleh aplikasi TikTok, yang buat sehingga siswa sudah melupakan budaya.

“Ada banyak juga lagu-lagu yang sudah hampir punah” tuturnya.

Juri lomba yang merupakan Praktisi Seni dan Budaya itu, berharap ke depan tidak hanya cerita rakyat tetapi, lagu daerah dan musik tradisional yang harus dikembangkan yang kemudian diinventarisir sehingga bisa diperkenalkan baik di kabupaten Mimika maupun Nasional.

Sementara itu, Juri Cerita Rakyat Nasional, Awam Prakoso menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan suatu ajang berprestasi untuk menampilkan anak-anak yang memiliki kemampuan dalam berstorytelling sehingga bisa memberikan dampak yang baik yaitu bisa lebih membudayakan kegiatan bercerita.

Selain itu, melalui kegiatan ini siswa bisa mampu untuk mengenalkan cerita rakyat dan legenda, dimana anak-anak mulai memahaminya karena di dalamnya terkandung nilai-nilai moral yang sangat baik untuk anak.

Semua cerita yang diambil memiliki suatu nilai kepahlawanan, karakter sehingga dari sanalah anak bisa menjadi duta-duta yang mampu menyampaikan pesan kebaikan.

Cerita itu adalah nasehat yang tidak murni, artinya anak kalau dinasehati secara langsung biasanya mereka akan malas untuk mendengarkan, tetapi kalau melalui maka terkesan bahwa mereka tidak digurui sehingga mereka bisa menerima dengan baik dan sukarela.

Selanjutnya Awam menjelaskan bahwa bertutur dan bercerita adalah langkah komunikasi persuasif yang mana dapat dengan mudah menyampaikan pesan mulia dan bermakna bagi masyarakat yang mendengarkan.

Menambahkan bahwa aspek penilaian dalam kegiatan lomba cerita rakyat ini adalah aspek Penampilan, teknik bercerita, penghayatan dalam cerita, dan skill.

You cannot copy content of this page